- Pengertian
Gibson,
1995, berpendapat bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang
karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi kerja sebagai
pendorong timbulnya semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi
kerja seseorang berpengaruh terhadap besar kecilnya prestasi yang diraih.
Terkait
dengan motivasi kerja tersebut, Robbins, (1998) berpendapat bahwa motivasi
adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu
kebutuhan individu. Pinder, (1998) berpendapat bahwa motivasi kerja merupakan
seperangkat kekuatan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri
seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja, sesuai dengan format,
arah, intensitas dan jangka waktu tertentu.
motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh
dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan
dan ketrampilan yang dimilikinya.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team
dalam bekerja. Namun hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang
ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota.
Tantangan
Manusia dikarunia
mekanisme pertahanan diri yang di sebut "fight atau flight syndrome".
Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan
suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar
(flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk
mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan
motivator.
Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
Tanggungjawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika
diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu
otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang
diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi
kerja yang tinggi.
Kesempatan untuk
maju
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat
mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah
menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasa bahwa
team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut
di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting
mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam
meningkatkan harga diri.
Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.
C. Pengembangan motivasi Kerja
Ø Pertama, kebutuhan individu yang
terpenting adalah pencapaian, kekuasaan, afiliasi, perhitungan, ketergantungan,
perluasan.
Ø Kedua, motivasi kerja berkembang
pada kekuatan yang diubah dalam pola kebutuhan dan kepercayaan untuk bekerja
dalam organisasi.
Ø Ketiga, hasil akhir psikologis
orang bekerja tidak lain kepuasan yang diperoleh dari kerja dan peranannya
2. Etos Kerja dalam Kewirausahaan
Etos sendiri berasal dari bahasa
Yunani yang berarti adat dan kebiasaan. Menurut Jansen Sinamo, maka etos
merupakan kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa diterima
secara aklamasi. Selain itu, etos merupakan syarat utama bagi semua upaya
peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM, baik pada level individual,
organisasional, maupun sosial.
Kerja sebagai kehormatan, dan
karenanya kita wajib menjaga kehormatan itu dengan menampilkan kinerja yang
unggul (excellent performance). Kehormatan itu berakar pada kualitas dan
keunggulan. Misalnya, Singapura, meskipun negeri kecil dari segi ukuran, tetapi
tinggi dari segi mutu birokrasi, nyaris bebas KKN, dan unggul di bidang SDM dan
pelayanan sehingga memperoleh status terhormat dalam percaturan bangsa-bangsa.
Yang utama adalah keunggulan budi dan keunggulan karakter yang menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula. Tentunya, keunggulan tersebut berasal dari buah ketekunan seorang manusia Mahakarya. Kemampuan menghayati pekerjaan menjadi sangat penting sebagai upaya menciptakan keunggulan. Intinya, bahwa saat kita melakukan suatu pekerjaan maka hakikatnya kita sedang melakukan suatu proses pelayanan. Menghayati pekerjaan sebagai pelayanan memerlukan kemampuan transendensi yang bersifat melampaui ruang gerak manusia yang kecil.
Yang utama adalah keunggulan budi dan keunggulan karakter yang menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula. Tentunya, keunggulan tersebut berasal dari buah ketekunan seorang manusia Mahakarya. Kemampuan menghayati pekerjaan menjadi sangat penting sebagai upaya menciptakan keunggulan. Intinya, bahwa saat kita melakukan suatu pekerjaan maka hakikatnya kita sedang melakukan suatu proses pelayanan. Menghayati pekerjaan sebagai pelayanan memerlukan kemampuan transendensi yang bersifat melampaui ruang gerak manusia yang kecil.
1.
Faktor Yang Mempengaruhi Etos kerja
a.
Pengaruh Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik sangat berpengaruh sekali pada etos
kerja contohnya jika mesin foto copy rusak atau ruangan kerja yang tidak
menyenangkan menjadi semangat kerja menurun namun jika sebaliknya dapat
meningkatkan etos kerja.
b.
Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial Ekonomi terdiri dari dua komponen yaitu
Internal dan Eksternal. Komponen Internal yaitu hubungan dengan teman dalam
berwirausaha, persaingan dalam berwirausaha misalnya dengan usaha yang lain
tetapi sama, saling menjatuhkan dan tidak tertibnya administrasi.
2. Pengembangan Etos Kerja
Studi-studi
sosiologi dan manajemen dalam beberapa dekade belakangan bermuara pada satu
kesimpulan yang mengaitkan antara etos kerja manusia (ataukomunitas) dengan
keberhasilannya: bahwa keberhasilan di berbagai wilayah kehidupan ditentukan
oleh sikap, perilaku dan nilai-nilai yang diadopsi individu-individu manusia di
dalam komunitas atau konteks sosialnya
Melalui
pengamatan terhadap karakteristik masyarakat di bangsa-bangsa yang mereka
pandang unggul, para peneliti menyusun daftar tentang ciri-ciri etos kerja yang
penting. Misalnya etos kerja Bushido dinilai sebagai faktor penting dibalik
kesuksesan ekonomi Jepang di kancah dunia. etos kerja Bushido ini mencuatkan
tujuh prinsip, yakni:
1) Gi - keputusan yang benar diambil dengan sikap
yang benar berdasarkan kebenaran; jika harus mati demi keputusan itu, matilah
dengan gagah, sebab kematian yang demikian adalah kematian yang terhormat
2) Yu - berani dan bersikap kesatria
3) Jin - murah hati, mencintai dan bersikap baik
terhadap sesame
4) Re - bersikap santun, bertindak benar
5) Makoto - bersikap tulus yang setulus-tulusnya,
bersikap sungguh dengan sesungguh-sungguhnya dan tanpa pamrih
6) Melyo - menjaga kehormatan, martabat dan
kemuliaan, serta
7)
Chugo -
mengabdi dan loyal.
Begitu pula keunggulan bangsa Jerman, menurut para sosiolog, terkait
erat dengan etos
kerja Protestan, yang mengedepankan enam prinsip, yakni:
kerja Protestan, yang mengedepankan enam prinsip, yakni:
1. bertindak rasional,
2. berdisiplin tinggi,
3. bekerja keras,
4. berorientasi pada kekayaan
material,
5. menabung dan berinvestasi, serta
6. hemat, bersahaja dan tidak
mengumbar kesenangan.
8 Etos Kerja Professional
1) Kerja adalah Rahmat: Bekerja Tulus Penuh Syukur.
Bekerja
adalah rahmat yang turun dari Tuhan, oleh karena itu harus kita syukuri. Bekerja dengan tulus akan membuat kita
merasakan rahmat lainnya sebagai berikut:
·
Kita dapat menyediakan
sandang-pangan untuk keluarga kita dengan gaji yang kita dapat.
·
Kita diberi kesempatan untuk
bisa bergaul lebih luas serta meningkatkan kualitas diri ke tingkat yang lebih
tinggi hingga kita bisa tumbuh dan berkembang.
·
Kita bisa memaksimalkan talenta
kita saat bekerja.
·
Kita bisa mendapatkan pengakuan
dan identitas diri dari masyarakat dan komunitas.
2)
Kerja adalah Amanah: Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab.
Amanah melahirkan sebuah sikap tanggung
jawab, dengan demikian maka tanggung jawab harus ditunaikan dengan baik dan
benar bukan hanya sekedar formalitas. Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang didelegasikan kepada kita akan
menumbuhkankehendak kuat untuk melakasanakan tugas dengan benar sesuai job
description untuk mencapai target yang ditetapkan.
3)
Kerja adalah Panggilan: Bekerja Tuntas Penuh Integritas.
Dalam konteks pekerjaan, panggilan umum ini memiliki arti
bahwa apa saja yang kita kerjakan hendaknya
memenuhi tuntutan profesi. Profesi yang kita jalani untuk menjawab panggilan
kita sebagai akuntan, hakim, dokter, dsb. Agar panggilan dapat diselesaikan
hingga tuntas maka diperlukan integritas yang kuat karena dengan memegang teguh
integritas maka kita dapat bekerja
dengan sepenuh hati, segenap pikiran, segenap tenaga kita secara total, utuh
dan menyeluruh.
4)
Kerja adalah Aktualisasi: Bekerja Keras Penuh Semangat.
Aktualisasi adalah kekuatan yang kita pakai
untuk mengubah potensi menjadi realisasi. Tujuan dari sikap aktual ini adalah
agar kita terbiasa bekerja keras dan
selalu tuntas untuk mencapai mimpi dan keinginan kita tanpa merubah diri kita
menjadi pecandu kerja. Ada tiga cara mudah untuk
meningkatkan etos kerja keras, yaitu:
- Kembangkanlah visi sebagai ilham untuk bekerja keras.
- Kerja keras merupakan ongkos untuk mengembangkan diri kita.
·
Kerja keras itu baik, menyehatkan dan
menguatkan diri kita.
5)
Kerja adalah Ibadah: Bekerja Serius Penuh Kecintaan.
Segala pekerjaan
yang diberikan Tuhan kepada kita harus kita syukuri dan lakukan dengan sepenuh
hati. Tidak ada tipe atau jenis pekerjaan
yang lebih baik dan lebih rendah dari yang lain karena semua pekerjaan adalah sama di mata Tuhan jika kita
mengerjakannya dengan serius dan penuh kecintaan. Berbekal keseriusan itu maka
hasil yang akan kita peroleh juga akan lebih dari yang kita bayangkan, begitu
pula jika pekerjaan yang kita lakukan
didasarkan oleh rasa cinta. Seberat apapun beban pekerjaan kita, berapapun gaji yang kita
dapatkan dan apapun posisi yang kita pegang akan memberikan nilai moril dan
spirituil yang berbeda jika semua didasari dengan rasa cinta. Jadi ingat, bekerja serius penuh kecintaan akan melahirkan
pengabdian serta dedikasi terhadap pekerjaan.
6)
Kerja adalah Seni: Bekerja Cerdas Penuh Kreatifitas.
Bekerja
keras itu perlu, namun bekerja dengan
cerdas sangat dibutuhkan. Kecerdasan disini maksudnya adalah menggunakan
strategi dan taktik dengan pintar untuk mengembangkan diri, memanfaatkan waktu
bekerja agar tetap efektif dan
efesien, melihat dan memanfaatkan peluang kerja
yang ada, melahirkan karya dan buah pikiran yang inovatif dan kreatif.
Hasilnya, tentu saja daya cipta kita bukan hanya disenangi oleh pemimpin
perusahaan tetapi juga oleh orang lain karena semua yang kita hasilkan itu
adalah karya seni.
7)
Kerja adalah Kehormatan: Bekerja Tekun Penuh Keunggulan.
Kehormatan diri bisa kita dapatkan dengan bekerja. Melalui pekerjaan, maka kita dihormati dan dipercaya
untuk memangku suatu posisi tertentu dan mengerjakan tugas yang diberikan kepada
kita termasuk segala kompetensi diri yang kita miliki, kemampuan dan kesempatan
dalam hidup. Rasa hormat yang terbentuk dalam diri kita akan menumbuhkan rasa
percaya diri yang akan meningkatkan keinginan kita untuk bekerja lebih tekun.
8)
Kerja adalah Pelayanan: Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati.
Tahukah Anda kalau ternyata hasil yang kita
lakukan dalam bekerja bisa menjadi
masukan untuk orang lain dan begitu pula sebaliknya. Sehingga dari proses
tersebut kita telah memberikan kontribusi kepada orang lain agar mereka bisa
hidup dan beraktivitas dengan lebih mudah. Jadi, bekerja juga bisa kita golongkan sebagai salah
satu bentuk pelayanan kita terhadap orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gsn-soeki.com/wouw/?koleksi-artikel-utk-semua,
diakses 17 november 2009
http://kumpulantipspilihan.blogspot.com/2008/04/tips-kreatif-dan-inovatif-dalam-bisnis.html,
diakses, 27 November 2009
smbzone.indiatimes.com, diakses 27 November 2009
http://forum.smadangawi.net, diakses 27
November 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar